
DM, BLITAR – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Proklamator Bung Karno di Kota Blitar, Jawa Timur, menggelar rapat mediasi lanjutan terkait video klip Iclik Cinta. Rapat ini digelar sebagai tindak lanjut atas video bernuansa seksualitas yang berlatar belakang Perpusnas Bung Karno. Akibat pemilik video yang tidak mengindahkan teguran sebelumnya untuk menurunkan (take down) dari platform digital, sehingga menimbulkan gejolak di masyarakat.
Rapat mediasi yang berlangsung di Ruang Ken Dedes, Perpusnas Bung Karno, dihadiri oleh sejumlah pihak, antara lain Kepala Bakesbangpol Kota Blitar, Ketua GP Ansor Kota Blitar, perwakilan Dinas Kominfotik Kota Blitar, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Polres Blitar Kota, serta Willy selaku perwakilan manajemen akun YouTube Mala Agatha Official, pengunggah video musik yang menjadi sorotan.
Hasil rapat mediasi menyepakati bahwa seluruh pihak menolak keberadaan video Iclik Cinta dan meminta agar video tersebut segera diturunkan. Selain itu, pihak manajemen Mala Agatha Official diminta untuk meminta maaf secara terbuka kepada Perpusnas Bung Karno dan masyarakat Indonesia dalam tenggat waktu 2×24 jam.
Pihak manajemen Mala Agatha Official menyetujui permintaan tersebut dan bersedia menandatangani surat pernyataan di atas materai. Dalam surat itu, manajemen mengakui sebagai pihak yang tanggung jawab penuh atas konten yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai pendidikan, sejarah, dan norma kesusilaan masyarakat.
Kepala UPT Perpustakaan Nasional Bung Karno, Nurny Syam, menjelaskan bahwa mediasi ini merupakan pertemuan kedua dengan manajemen Mala Agatha Official. Pada pertemuan pertama, pihak perpustakaan telah memberikan teguran karena video tersebut dibuat tanpa izin dan meminta agar konten di take down sepenuhnya. Namun, ternyata video tersebut kembali diunggah di media sosial, yang memicu kemarahan masyarakat karena lokasi syutingnya masih jelas terlihat di Perpustakaan Bung Karno.
“Pendirian Perpustakaan Proklamator Bung Karno bertujuan untuk pembangunan karakter bangsa. Adanya konten seperti ini menodai kita semua. Saya minta harus di-take down segera dalam 2×24 jam,” tegas Kepala UPT Perpustakaan Nasional Bung Karno, Nurny Syam.
Nurny Syam menegaskan bahwa tujuan pendirian Perpustakaan Proklamator Bung Karno adalah sebagai pusat nation and character building. Perpustakaan ini dirancang untuk membangun karakter dan kepribadian bangsa melalui pemikiran Bung Karno, yang dapat dipelajari dari literatur lengkap yang tersimpan di sana.
“Tujuan negara membangun Perpustakaan Proklamator Bung Karno agar masyarakat bisa mewarisi api Bung Karno, bukan abunya. Kebetulan di Kota Blitar ini ada Makam Bung Karno yang menyimpan abu Bung Karno. Untuk mewarisi apinya, tentu didapat melalui membaca literatur, buku-buku, dan peninggalan yang menggambarkan pemikiran dan semangat perjuangan Bung Karno demi bangsanya,” ujar Nurny.
Oleh karena itu, pembuatan video Iclik Cinta yang menggunakan latar belakang Perpustakaan Bung Karno dinilai tidak beretika dan secara tidak langsung merusak citra pusat pembelajaran dan kajian pemikiran Ir. Sukarno.
“Bung Karno ini milik seluruh masyarakat Indonesia dan merupakan tokoh pahlawan nasional. Maka itu, kami meminta agar permintaan maaf dari pihak manajemen disampaikan ke publik, baik melalui media massa maupun digital, karena yang dicederai ini adalah masyarakat Indonesia,” tutur Nurny.
Nurny juga mengajak masyarakat untuk mengawal kasus ini hingga tuntas. Jika dalam waktu 2×24 jam permintaan tersebut tidak dipenuhi, Perpustakaan Proklamator Bung Karno tidak segan mengambil langkah hukum.
“Tiap-tiap tenaga pemecah persatuan, apalagi menimbulkan kekacauan dan gangguan keamanan, harus kita tekan, harus kita berantas, harus kita sapu bersih atau kita hantam hancur-lebur dari muka bumi,” pungkas Nurny Syam, menirukan pidato Presiden Sukarno pada peringatan ulang tahun proklamasi 17 Agustus 1955.
Penulis: DANI ELANG SAKTI
Discussion about this post