DM, BLITAR – Pemerintah Kabupaten Blitar berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat Desa Sumberkembar, Kecamatan Binangun, pada Jumat (4/10/2024). Bantuan ini disambut lega oleh warga yang mengalami kesulitan air akibat mengeringnya sumur-sumur mereka.
Salah satu warga, Samsudin, mengungkapkan bahwa sumur di desanya mulai mengering sejak dua bulan terakhir, sehingga masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan dasar, seperti air untuk minum dan mencuci pakaian.
“Sumur hanya mengeluarkan air pada malam hari, dan itu pun hanya cukup untuk mengisi separuh tangki air untuk mandi,” katanya.
Samsudin menjelaskan bahwa sejak kekeringan terjadi, pemerintah telah memberikan bantuan air bersih. Hampir setiap hari bantuan air datang, sekitar 10 liter per pengiriman.
“Hampir tiap hari bantuan datang, sekitar 10 liter. Untuk masak dan minum cukup untuk dua hari, tapi untuk mandi dan mencuci masih kurang, jadi kami harus berhemat air,” ujarnya.
Ia juga merasa bersyukur karena bantuan pada hari itu lebih banyak dari biasanya. “Alhamdulillah, hari ini bantuan lebih banyak, sekitar 20 liter. Juga ada bantuan bahan pokok, jadi sedikit lega menghadapi kekeringan ini,” sambungnya.
Pemerintah Upayakan Sumur Bor untuk Atasi Kekeringan
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, yang didampingi oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Blitar, Jumadi, dalam penyaluran bantuan air tersebut, meminta masyarakat untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencari sumber air yang dapat dijadikan sumur bor, agar kekeringan tidak lagi menjadi bencana tahunan setiap musim kemarau.
“Bantuan kami salurkan setelah mendapat laporan dari Pjs Bupati bahwa beberapa wilayah mengalami kekeringan akibat hujan yang terlambat, sehingga sumber air seperti sumur tidak dapat digunakan. Kami telah mengalokasikan 510 rit air untuk distribusi hingga kondisi membaik,” jelas Pj Gubernur Jatim.
Adhy juga menjelaskan bahwa pembuatan sumur bor membutuhkan anggaran sekitar Rp 200 hingga 400 juta per titik. Tantangan terbesar adalah menemukan lokasi yang kaya akan sumber air.
“Sebenarnya bukan prosesnya yang sulit, tapi menemukan titik airnya yang sulit. Jika titiknya tidak tepat, meskipun digali dalam, air yang didapat tidak akan banyak. Ini seperti yang terjadi di Bangkalan kemarin, saat kami mencoba mencari sumber air,” ungkapnya.
Mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Blitar, Adhy juga meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan kekurangan air. Ia memastikan bahwa pemerintah akan terus bekerja sama dalam menanggulangi kekeringan.
“Masyarakat bisa tetap beraktivitas seperti biasa, tidak perlu khawatir. Kami pastikan layanan distribusi air, baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten, berjalan dengan lancar,” tutupnya.
Penulis: DANI ELANG SAKTI
Discussion about this post