DM – Pemerintah Kota Tanjungpinang memalui Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DP3) Kota Tanjungpinang menyalurkan bantuan, kepada belasan anak penderita gizi di wilayah setempat.
Bantuan berupa beras Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) itu diserahkan langsung oleh Penjabat (Pj) Walikota Tanjungpinang, Hasan di Kalan Kuantan, Gang Putri Ledang 8.
Hasan menerangkan, sedikitnya ada 18 anak menderita gizi buruk, yang mendapat bantuan CPPD. Setiap anak mendapatkan beras bervariasi, tergantung tingkat gizi ringan, sedang dan berat.
“Penerima bantuan ini memliki kriteria tertentu. Mereka setiap hari butuh makan, makanya Pemko hadir menyerahkan bantuan pangan beras,” ujar Hasan, Senin (11/12/2023).
Selain beras, kata Hasan pihaknya juga akan memberikan bantuan lainnya, dalam rangka program penanganan stunting, bantuan diberikan berupa susu formula.
“Saya langsung monitor, biar saya jadi bapak asuh secara pribadi. Ini harus mendapatkan penanganan serius, pemerintah juga harus hadir dengan program seperti ini,” kata Hasan
Sementara itu, Kabid Ketahanan Pangan DP3 Tanjungpinang Yesi Perdeawati mengatakan, untuk hari ini pihaknya menyalurkan beras CPPD kepada anak di Jalan Kuantan, dan Kampung Sidomulyo.
Ia menerangkan, keluarga di Jalan Kuantan mendapatkan bantuan sebanyak 110 Kilogram, sedangkan keluarga di Kampung Sidomulyo mendapatkan bantuan 160 Kilogram.
“Bantuan diberikan tergantung tingkat kasus gizi buruknya apakah ringan, berat atau sedang, kemudian jumlah anggota keluarganya dan nantinya akan dikali dengan 400 gram. Jadi Ada kriteria dan cara perhitungan untuk pemberian CPPD ini,” ungkapnya.
Saat ini, Pemko telah melaksanakan pengadaan beras CCPD, yang bekerjasama dengan Bulog Tanjungpinang mulai dari pembelian, penyimpanan dan penyaluran.
“Sampai dengan Desember 2023 ini kurang lebih ada 19 ton beras yang sudah pengadaan melalui APBD, yang sudah tersalurkan hampir 4 ton,” tambahnya.
Yesi menuturkan, ada empat kriteria yang menjadi sasaran penerima beras CPPD. Yakni gizi buruk, bencana alam, hingga bencana sosial.
“Sama halnya dengan gizi buruk, artinya mereka sudah rentan dan rawan pangan makanya kita salurkan. Kita fokus ke gizi buruk karena baru gizi buruk yang ada di Perwako,” pungkasnya.
Penulis: Mael
Editor: Tiara
Discussion about this post