DM – Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rudy Chua menyebut ketersediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pulau Bintan (Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan ) mulai menipis.
Rudy menyampaikan, rata-rata masyarakat di Pulau Bintan, terutama yang ada di Tanjungpinang menggunakan air yang berasal dari waduk Sungai Pulai. Air bersih tersebut disalurkan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kepri.
“Kondisi akan memburuk. Mengingat sesuai prediksi, penggunaan air meningkat dan kebutuhan air makin sulit,” ujar Rudy Chua, saat menjadi Narasumber di Kegiatan Uji Kompetensi Jurnalis yang digelar oleh AJI Tanjungpinang, di Hotel Pelangi Tanjungpinang, Sabtu (7/10/2023).
Dia menerangkan, setidaknya ada 17 ribu rumah penduduk Tanjungpinang yang menggunakan air waduk Sungai Pulai dan Gesek, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, belasan ribu rumah tersebut terpaksa bergantian untuk mendapatkan air bersih. “Waduk di Sungai Pulai dan Gesek ada sekitar 60 hektar, kurang tau tinggal berapa banyak airnya, karena sudah tiga tahun tidak dikerok,” ungkapnya.
Selain meningkatnya jumlah pengguna air, hal ini diperparah dengan banyaknya pipa PDAM Tirta Kepri yang rusak. Pipa-pia itu menghubungan antara waduk dengan rumah 17.000 pelanggan PDAM.
Kenapa tidak, pipa-pipa tersebut mengalami kerusakan, lantaran telah dimakan usia. Bahkan, ada pipa yang sudah ada sejak 1971. Menurut Rudy, pemerintah belum memiliki biaya untuk memperbaiki semua pipa-pipa ini.
“Semua pipa yang diganti sekitar 200 kilometer. Anggarannya juga mencapai Rp.515 Miliar. Saat ini dikerjakan baru Rp. 12 Miliar hanya mampu mengganti pipa dengan yang baru sepanjang 2 kilometer,” kata Rudy.
Penulis : Mael
Editor: Redaksi
Discussion about this post