
DM – Sebanyak 17 pelaku usaha budidaya ikan kerapu dan kakap putih di kawasan Jalan Selat Bintan 2, Desa Pengujan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau menjerit.
Hal tersebut, lantaran ribuan bibit ikan kakap dan kerapu milik belasan pengusaha tersebut mati, sepanjang Januari hingga April 2023 saat ini. Bahkan, mereka mengalami kerugian kurang lebih, Rp. 2 Miliar.
Kamarudin, Ketua Kelompok Budidaya ikan Kerapu dan Kakap Desa Pengujan mengatakan sedikitnya ada ratusan ekor ikan yang mati, baik ikan budidaya pembesaran maupun pembibitan.
Kondisi matinya ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) milik warga pesisir selat Bintan 2 ini sudah terjadi sejak Januari 2023 yang lalu.
“Januari yang paling banyak mati. Dari ribuan bibit kerapu, hanya tinggal 500 ekor saja yang bertahan, karena setiap hari pasti ada yang mati,” ujar Kamarudin, Rabu (26/4/2023).
Selain kerapu, kata Kamarudin ikan kakap putih juga banyak yang mati. Diawal Januari, dia mengaku membudidaya 6000 ekor kakap di KJA, namun saat ini hanya tinggal belasan ekor saja.
Dia menerangkan, rata-rata ikan yang mati disebabkan penyakit komplikasi. Seperti mengalami sariawan, ekor yang putus, hingga tubuh ikan kerapu yang menghitam usai mati.
Kamarudin mengaku fenomena matinya ikan kakap dan kerapu secara masal ini paling parah, selama dia menjadi pembudidaya ikan. “Sebelumnya ada yang mati juga, tapi wajar. Kalau sekarang ini tidak wajar,” ungkapnya.
Dia belum mengetahui secara pasti, apa penyebab ribuan ekor ikan miliknya mati. Tapi, Kamarudin menduga matinya ribuan ikan di KJA nya disebabkan adanya pencemaran lingkungan dari pekerjaan pembuatan tambak udang oleh PT Terminal Budi Daya Bintan.
Proyek pembuatan tambak udang ini diduga mencemarkan air laut. Dengan membuang lumpur angau, sehingga air di kawasan Selat Bintan 2 tercemar dan berwarna coklat kekuningan.
“Ini keluhan kami, jadi kami sampai sekarang tidak ada budidaya ikan di Desan Pengujan lagi. Sedikitnya ada 17 kelompok yang terdampak,” kata Kamarudin.
Atas kejadian ini, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepri, hingga Dinas terkait di Kabupaten Bintan.
“Hasil uji lab sudah kita dapat. Banyak ikan yang positif parasit, bahakan sampai 5 jenis parasit. Selain itu banyak ikan dan bibit yang alami komplikasi,” tukasnya.
Penulis: Mael
Editor: Redaksi
Discussion about this post