DM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memperkirakan, setidaknya ada 15 persen remaja putri di wilayah setempat, mengalami Anemia.
Kepala Dinkes Tanjungpinang, Mochammad Bisri mengatakan terjadinya penyakit anemia, disebakan kurangnya sel darah merah, atau zat besi di dalam tubuh.
Dalam hal ini, kata dia Remaja putri memang rentan terkena anemia. Jika terkena anemia, remaja akan mengalami letih, lesu, lelah, hingga mengantuk. Kondisi ini akan menghambat aktivitas.
“Perkiraan kita ada 15 persen remaja putri di Kepri yang terkena anemia. Itu semua karena kebiasaan, atau pola hidup yang salah,” ujar Bisri, Senin (13/3/2023).
Agar terhindar anemia, Bisri menerangkan, para remaja harus membiasakan diri untuk menerapkan pola hidup yang sehat. Seperti sarapan yang bergizi.
Bisri merinci, makanan yang bergizi tersebut mengandung banyak protein hewani, nabati, dan mengandung buah dan sayur.
Selain itu, jadwal makan remaja harus rutin. Minimal tiga kali dalam sehari, yakni pagi, siang dan malam. “Bukan hanya mie saja. Tapi harus makanan yang sehat dan banyak mengandung gizi,” ungkapnya.
Remaja putri juga diminta untuk tidak sering mengonsumsi makanan cepat saji, hingga gorengan yang banyak mengandung minyak.
Bisri menyampaikan, remaja juga bisa mengonsumsi tablet besi atau tablet penambah darah, untuk mengatasi anemia. Sebab, anemia muncul karena kekurangan zat besi dalam sel darah.
“Mulai sekarang, remaja bisa membiasakan sarapan sebelum sekolah. Tidak lagi sarapan, atau jajan di sekolah. Karena anemia, remaja kerjaan nya ngantuk disekolah,” pungkasnya.
Adapun gejala anemia pada remaja diantaranya, 5L(lemah, lesu, lelah, letih, dan lunglai) disertai sakit kepala.
Kemudian, mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, sulit berkonsentrasi, serta penurunan produktivitas.
Gejala selanjutnya, kelopak mata, bibir, kulit, dan kuku tampak pucat. (Adv)
Penulis: Redaksi
Editor: Redaksi
Discussion about this post