DM – Musibah banjir bandang pada penghujung tahun 2022 lalu masih segar diingatan. Kini, kabupaten Natuna kembali berduka atas bencana alam tanah longsor yang melanda Kampung Genting, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, pada Senin, 06 Maret 2023.
Bencana kali ini menyisakan trauma dan duka mendalam. Mengapa tidak, terjangan material longsor dari atas gunung, dalam sekejap mata mengubur puluhan rumah beserta warga penghuninya. Bahkan, saksi hidup yang melihat kejadian, nyaris tak selamat dari maut.
Pemerintah kabupaten Natuna bertindak sigap melakukan penanggulangan bencana. Dibawah komando Bupati Natuna Wan Siswandi, berbagai elemen dan stakeholder di daerah dikerahkan untuk penanganan bencana tersebut.
Sejak hari pertama tragedi naas tersebut, bantuan mulai berdatangan dari kelompok masyarakat, kalangan pengusaha, hingga pemerintah daerah. Bahkan, Gubernur Kepri Ansar Ahmad menggelontorkan bantuan sebesar Rp 1 milyar, serta memboyong langsung Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) ke Natuna, kemudian ditetapkan darurat bencana.
Bencana alam di Kecamatan Serasan semakin menjadi atensi bagi pemerintah pusat. Pada hari ke-5 pencarian korban, tepatnya pada Jumat (10/03/2023), tiga Menteri kabinet Presiden Jokowi datang meninjau lokasi bencana.
Ketiga Menteri tersebut antara lain, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Tri Rismaharini. Turut datang Kepala BMKG pusat Dwikorita Karnawati dan anggota DPR RI Dapil Kepri Cen Sui Lan.
Menteri Sosial Tri Rismaharini bertolak dari Jakarta menuju Pontianak, selanjutnya perjalanan ke Serasan menggunakan Helikopter milik Polda Kalimantan Barat. Sementara itu, Menko PMK dan Menteri PUPR singgah di bandara Raden Sadjad Ranai, sebelum melanjutkan perjalanan dengan Helikopter ke Serasan.
Kedatangan para pejabat negara tersebut disambut Bupati Natuna Wan Siswandi dan Wakil Bupati Natuna Rodhial Huda. Dalam pertemuan singkat sebelum meninjau lokasi bencana, Bupati memberikan gambaran terkait situasi di lapangan.
Mengunjungi lokasi bencana, para pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut, tentu saja datang tidak dengan tangan kosong. Mensos Tri Rismaharini, telah mengucurkan bantuan beberapa hari sebelum ia bertolak ke Serasan.
Tahap pertama bantuan dikirim pada tanggal 7 Maret 2023 melalui jalur laut Surabaya–Pontianak -Serasan, senilai Rp 478.570.000,-(empat ratus tujuh puluh delapan juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).
Bantuan itu terdiri dari makanan siap saji, makanan anak, lauk pauk siap saji, bumbu siap saji nasi goreng, kids ware, selimut, kasur, sandang bayi, sandang dewasa, tenda gulung, tenda serbaguna, genset portable.
Tahap kedua dikirim oleh jajaran Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) senilai Rp 140.377.896. Terdiri dari kasur, makanan anak, makanan siap saji, selimut, sandang dewasa, tenda gulung, family kit, kids ware, matras, dan tenda keluarga.
Tahap ke tiga pada tanggal 8 Maret, dikirim bantuan senilai Rp 243.412.000 melalui jalur darat, Pontianak-Sintete-Serasan. Bantuan terdiri dari makanan siap saji, makanan anak, lauk pauk siap saji, bumbu siap saji nasi goreng, kids ware, selimut, Kasur, sandang bayi, tenda gulung.
Adapun total keseluruhan bantuan dari ketiga pengiriman telah direncanakan untuk penanganan tanggap darurat bencana Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, senilai Rp 862.359.896,-(delapan ratus enam puluh dua juta tiga ratus lima puluh sembilan ribu delapan ratus sembilan puluh enam rupiah).
Sementara itu dalam konfrensi Pers di ruang VIP Lanud Raden Sadjad (RSA), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, tidak menampik tugasnya sebagai penyelenggara bidang infrastruktur. Karenanya, akses terputus kurang lebih 300 meter akibat tertimbun material longsor menjadi prioritas.
Dengan adanya penambahan alat berat eksavator menjadi 7 unit, ia berharapan dalam 2 hari akses jalan sudah terbuka. Sehingga pada hari-hari berikutnya lebih fokus pada giat pencarian korban tertimbun material longsor.
Setelah melihat langsung kondisi lokasi bencana, Menteri Basuki memutuskan untuk merelokasi warga Pangkalan ke tempat baru. Daerah itu diberi label zona merah, dengan demikian, sangat berbahaya bagi warga jika masih berdiam di kampung lama.
Pemerintah telah menyiapkan lahan untuk relokasi seluas 7,5 hektar di tempat yang lebih aman. Dalam waktu dekat ini, PUPR akan membangun rumah sebanyak 100 unit untuk ditempat warga yang direlokasi.
“Sudah kita rencanakan pembangunan rumahnya. Materialnya sendiri kita siapkan dari Palembang. BNPB akan berkoordinasi dengan Angkatan Laut untuk mengangkut barangnya dengan kapal,” ujar Basuki.
Ditargetkan, dalam beberapa hari material dari Palembang sampai di pulau Serasan. Sehingga pembangunan rumah di tempat relokasi bisa terlaksana dan ditempat warga secepat mungkin.
Orang nomor satu di Kementerian PUPR ini mengakui, berdasarkan hasil pantauannya di lapangan, memang hanya sekitar 30 buah rumah yang berdampak secara langsung. Masih ada beberapa rumah berdiri kokoh.
“Memang masih ada beberapa rumah berdiri kokoh disana. Tapi menurut saya bahaya ditempati karena berada di zona merah. Lagian siap yang mau tinggal sendirian disana,” ucap Basuki.
Sebagai komunitas baru di tempat relokasi, PUPR akan membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, air bersih dan tempat ibadah (mushalla).
Relokasi ini tidak menutup kemungkinan bagi warga desa lainnya, sebab masih ada beberapa daerah yang berpotensi terjadi bencana longsor.
Balai jalan dan Balai SDA bekerjasama dengan Dinas PU kabupaten Natuna akan terus berada di lapangan untuk memastikan kegiatan berjalan dengan baik.
Disamping itu, Tim penanggulangan bencana terus berjibaku untuk menemukan semua korban yang tertimbun tanah longsor. Namun kendala cuaca hujan menjadi salah satu hambatan di lapangan.
Karenanya, untuk mempermudah pelaksanaan pencarian korban meninggal, Tim Penanggulangan Bencana Serasan dan Serasan Timur, menggunakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
TMC digunakan untuk mencegah terjadinya hujan di Pulau Serasan. Dengan demikian, proses pencarian korban akan berjalan maksimal tanpa ada hambatan. (Zaki)
Discussion about this post