DM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 420 unit rumah warga rusak berat akibat banjir yang menerjang wilayah Manado, Sulawesi Utara. Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari kepada wartawan, Senin (30/1/2023).
“Sebanyak 420 unit rumah warga kota mengalami rusak berat akibat banjir. Sedangkan 103 lainnya rusak sedang dan 448 rusak ringan,” kata Abdul, dilansir dari rri.co.id.
Dia mengatakan, kerusakan juga terjadi pada fasilitas umum lainnya. Masing-masing satu unit, antara lain pasar, pemakaman warga termasuk gereja, masjid, kantor kelurahan dan tempat pacuan kuda.
Sementara itu, kata Abdul, tanah longsor yang terjadi juga mengakibatkan rumah rusak berat 33 unit, rusak sedang 59 dan rusak ringan 47. “Pada fasilitas umum, 1 unit masjid terdampak. Dan ruas jalan Adiura-Pandu terputus,” ujarnya.
Setelah kejadian banjir dan tanah longsor Kota Manado, BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai untuk operasional tanggap darurat sebesar Rp500 juta. Di samping itu, BNP juga menyerahkan bantuan logistik senilai Rp250 juta.
“Logistik yang didorong untuk penanganan para penyintas antara lain selimut 2.000 buah. Lalu terpal 1.000, tenda ukuran 3 x 4 meter 25, dan tenda ukuran 4 x 4 sebanyak 25,” katanya.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara menerima bantuan dana siap pakai sebesar Rp700 juta dan bantuan logistik senilai Rp300 juta. Bantuan logistik tersebut berupa selimut 3.000 buah, matras 3.000, tenda ukuran 3 x 4 sebanyak 50 dan tenda ukuran 4 x 4 sebanyak 50.
Lebih lanjut, Abdul juga melaporkan dari peringatan dini cuaca pada hari ini dan Selasa (31/1/2023) besok. Di mana BMKG telah mengidentifikasi wilayah Sulawesi Utara masih berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang.
“BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga untuk selalu siap siaga dalam mengantisipasi dan menghadapi potensi bahaya hidrometeorologi basah. Seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang,” katanya.
Sumber: rri.co.id
Editor: Redaksi
Discussion about this post