
DM – Bupati Karimun Aunur Rafiq meresmikan penyalaan 1.200 Lampu Lampion menyambut Tahun Baru Imlek 2573/2023 di Klenteng Cetiya Vidya Sagara, Kelurahan Meral Kota, Kecamatan Meral, Sabtu (7/1/2023) malam.
Ribuan lampion tersebut tampak menghiasi suasana di sekitar jalan Kelurahan Meral Kota sepanjang 1 kilometer lebih.
Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan, momentum penyalaan lampu lampion tersebut tampak dihadiri dari seluruh elemen masyarakat. Hal tersebut membuktikan bahwa suku, agama maupun etnis yang ada di wilayah Kabupaten Karimun hidup berdampingan.
“Dengan berkumpulnya seluruh suku ras dan agama dalam kesempatan malam ini, semoga dapat memberikan semangat dan dorongan kepada masyarakat Tionghoa dengan rasa kebersamaan yang baik,” katanya.
Rafiq menegaskan, selama 23 tahun usia Kabupaten Karimun, pemerintah daerah telah memperhatikan kelangsungan umat beragama di wilayah Kabupaten Karimun dan tidak pernah terjadi gesekan yang memecahbelahkan keberagaman agama, suku dan budaya.
“Pemerintah selalu memperhatikan kelangsungan umat beragama di Karimun, selama 23 tahun usia Karimun belum ada kita temukan gesekan mengenai suku, agama maupun etnis yang ada di wilayah Karimun,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua PSMTI Kabupaten Karimun Hendrick Ho menyampaikan bahwa acara tersebut diinisiasi oleh Marga Ang dan didukung Pemerintah dengan harapan bisa kembali merasakan keindahan kota dengan lampion.
Hendrick Ho juga menjelaskan, peresmian lampu lampion ini dalam rangka menyambut Imlek tahun 2023 yang jatuh pada 22 Januari 2023 nendatang.
“Simbol dari lampion ini pada dahulu kala masyarakat Tionghoa didominasi sebagai petani, pada saat panen besar mereka biasanya akan memasang lampu berwarna merah sehingga bisa menerangi tahun kemudian dapat lebih banyak rezeki,” jelasnya.
Hendrick Ho juga menambahkan, pada hari 1-8 hingga hari ke 15 perayaan Imlek, pihaknya memaknainya dengan memasang mercun atau kembang api yang bertujuan sebagai duka cita.
“Dari legenda Cina, kita artikan sebagai hewan yang sangat besar dan setiap tahun akan hadir mengganggu sehingga masyarakat Tionghoa mencari berbagai cara yaitu menimbulkan suara yang keras sehingga dapat melewati tahun itu dengan baik,” jelasnya.
Penulis: Riandi
Editor: Redaksi
Discussion about this post