DM – Citi Indonesia mendukung keanekaragaman, inklusi dan kesetaraan dengan menargetkan sebanyak 43,5 persen karyawan wanita di Citi Global pada tahun 2045.
“Kami memahami bahwa keanekaragaman mendukung budaya dan keberhasilan bisnis Citi, baru-baru ini kami memperluas representations goals kami, yakni untuk memiliki 43,5 persen karyawan wanita di Citi global pada tahun 2025 nanti,” ujar CEO Citi Indonesia Batara Sianturi di Jakarta, Sabtu (22/10) dilansir dari antaranews.com.
Batara menuturkan Citi sebagai bank global meyakini bahwa keanekaragaman adalah kekuatan bagi Citi dan terbukti mampu meningkatkan produktivitas di tempat kerja dan pada akhirnya berdampak pada bisnis perusahaan.
“Kami percaya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang sama dan kami berkomitmen untuk mendukungnya dengan tindakan,” ucap dia.
Hingga Juni 2022, sebanyak 55 persen karyawan Citi Indonesia adalah perempuan dan 53 persen karyawan senior adalah perempuan, serta 4 dari 7 BOD adalah perempuan. Selain itu, Citi Indonesia juga mempunyai komunitas yang berfungsi sebagai katalis dan fasilitator untuk meningkatkan jumlah pemimpin wanita.
“Ini menjadi dukungan nyata kami untuk pengembangan dan kemajuan wanita di perusahaan dan masyarakat dan merupakan tanggung jawab moril bagi kami untuk terus mendukung kesehatan dan kesejahteraan wanita di Citi Indonesia,” tuturnya.
Selain itu bertepatan dengan Breast Cancer Awareness Month Citi Indonesia juga menyediakan wadah untuk memberikan wawasan mengenai pentingnya deteksi dini terhadap kesehatan diri. Tujuannya, agar perusahaan dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran deteksi dini kanker payudara terutama bagi kelompok perempuan Indonesia yang kurang mampu, sehingga ke depannya dapat meminimalisir risiko kanker tahap akhir
Pada kesempatan yang sama Country Risk Manager Citi Indonesia sekaligus Co-chairwoman dari Citi Indonesia Women’s Network Maryam Umar menuturkan bahwa berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, di Indonesia terdapat 400.000 penderita kanker dan penderita kanker payudara memiliki jumlah terbesar yakni 16 persen atau setara 65.000 kasus pada 2020. Kendati demikian, kanker payudara merupakan jenis kanker yang bisa dicegah dengan melalukan deteksi dini.
“Kami selalu merasa jika penyakit ini bisa ditangani jauh lebih awal, tentunya jumlah di survivors jauh lebih banyak dan jumlah yang sudah diketahui pada critical stage jauh lebih kecil,” tuturnya.
Sumber: antaranews.com
Editor: Redaksi
Discussion about this post