DM,Jatim – Usai pandemi COVID-19, even fashion kembali bergeliat. Kali ini Surabaya Fashion Parade (SFP) ke-15 kembali digelar. Bertema Synchronise, event fashion diikuti sekitar 100 desainer, 20 di antaranya UMKM selama 5 hari, sejak 5-9 Oktober 2022 di Tunjungan Plaza.
Salah satu yang ikut dalam even ini yakni UMKM Surabaya Namira eco Print. Mereka menggunakan warna kain busana memakai pewarna alami dari alam. Seperti kayu secang hingga daun mangga yang hijau segar bisa menjadi pewarna alami yang cantik.
“Sesuai dengan judul synchronize. Tema hari ini tegap eco print, tapi yang ditampilkan beda didesain, pewarna dari alam. Kalau alam tidak bisa instan, jadi agak sulit. Semua dari alam, warna dari kayu secang. Daun mangga hijaunya cantik, semua daun, bahkan rumput bisa jadi warna,” kata pelaku UMKM Surabaya Namira Eco Print, Yayuk Eko Agustin, Jumat (7/10/2022), seperti dilansir dari detik.com.
Ada pun pewarna alami dari daun jati yang diyakini tidak pernah ingkar janji. Sehingga warnanya pasti akan keluar, yakni warna hijau kecoklatan.
“Hijau dari daun pisang. Kalau kreatif, warna dari alam luar biasa. Kami ada di stand, disiapkan apa itu ecoprint, ingin berbagi mari manfaatkan alam dengan baik,” ujarnya.
Sementara Fashion Designer, Regita Oktara menampilkan 15 koleksi busana bertema now and then diberikan sentuhan warna neon. Dalam bahan pakaiannya memakai denim dan semi wolf untuk semi kerja dan pesta.
“Butuh 15 bulan mix dengan warna neon. Bisa styling lagi, rok ini juga bisa kita buka. Siangnya ke kantor malamnya hangout. Dari serius jadi casual, bahannya denim, semi wolf, parasut, jadi kecil suka dengan warna neon warna happy begitu warna neon pasti akan happy. Tapi selalu warna lain, abu-abu semi wolf,” jelasnya.
Ia membuat kesan busananya lebih santai, loose dan casual. Sebab pada trend kedepan sedang hype.
“Banyak sekali pakai warna neon bener lime green. Mengatur koleksi warna neon, tapi detail lebih neon, garis-garis neon. 15 koleksi. Dikombinasi dengan polyester. Lebih natural,” pungkasnya.
Sumber : detik.com.
Editor : Redaksi
Discussion about this post