DM – Berbagai cara yang menarik untuk mengenalkan enam Profil Pelajar Pancasila kepada anak usia dini dapat dilakukan oleh orang tua serta orang dewasa, mulai dari melalui menceritakan dongeng hingga memberi contoh secara langsung di dalam keseharian kehidupan mereka.
Hal tersebut diupayakan oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan mengadakan Festival Generasi Pancasila pada Selasa yang diikuti oleh para peserta dari berbagai jenjang usia dengan kategori peserta didik dan orang tua.
Untuk anak usia dini, festival tersebut menghadirkan Kelas Generasi Dongeng yang diikuti oleh peserta usia 2-8 tahun dengan jumlah pendaftar sebanyak 761 orang.
Pada sesi ini, pendongeng Iwan Manga membawakan cerita fabel sambil menampilkan gambar ilustrasi, ditemani dengan boneka orangutannya, Rangu, serta pakar Ayoe Sutomo, M.Psi Psikolog.
Selain dengan cara mendongeng, orang tua juga bisa mengenalkan nilai-nilai Pancasila tersebut melalui contoh yang diperlihatkan dalam keseharian mereka. Cara tersebut, menurut Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemendikbudristek Franka Makarim, merupakan yang paling tepat mengingat usia mereka masih dini.
“Karena anak-anak saya semuanya masih kecil, keenam poin Profil Pelajar Pancasila paling dapat kita tunjukkan dengan cara kasih contoh,” kata Franka dalam acara Festival Generasi Pancasila yang diikuti secara virtual, Selasa (5/7) sebagaimana dilansir dari antaranews.com
Sebagai contoh, poin pertama Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia. Poin ini, kata Franka, dapat dimulai dari kebiasaan anak-anak dalam keseharian mulai berdoa sebelum makan dan sebelum tidur hingga menanamkan rasa syukur pada mereka.
Poin lain misalnya, yaitu mandiri, dapat diterapkan dengan mendorong anak-anak untuk terlibat aktif dan membantu pekerjaan rumah orang tua di rumah. Poin bergotong royong juga dapat diimplementasikan dengan cara mengajak anak-anak, misalnya, membereskan meja makan terlebih dahulu sebelum makan bersama keluarga.
Kemudian poin berkebhinnekaan global dapat orang tua ajarkan dengan menanamkan rasa penghargaan dan menghormati terhadap orang-orang yang memiliki perbedaan dalam hal keyakinan dan pemikiran.
“Saya percaya, pada saat kita menghidupi profil-profil ini dalam keseharian kita sebagai orang tua dan bisa mencontohkan ini kepada mereka, ini adalah salah satu menurut saya cara terbaik agar mereka juga tahu ini bukan cuma asal ngomong atau bukan cuma yang akan dibaca di sekolah, tapi memang dihidupi oleh keluarga di dalam keseharian kehidupan mereka,” kata Franka menjelaskan.
Sementara itu, Menteri Dikbudristek Nadiem Makarim menyampaikan pesan kepada para pelajar agar tidak hanya menghafal enam poin Profil Pelajar Pancasila namun yang terpenting dapat memahami pentingnya untuk menerapkan seluruhnya di dalam kehidupan.
“Keenam profil pelajar pancasila adalah bekal untuk menggapai cita-cita di masa depan sesuai dengan minat dan potensi adik-adik, sesuai dengan semangat merdeka belajar sekarang tidak ada lagi batasan untuk bermimpi,” kata Nadiem.
Ia juga berpesan kepada para orang tua agar menjadikan lingkungan rumah sebagai ruang belajar yang aman untuk anak-anak. Nadiem menegaskan bahwa pendidikan karakter bukan hanya tugas guru di sekolah, melainkan juga membutuhkan peran keluarga.
“Perilaku yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai pancasila itu perlu menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu harus mulai dibangun sejak dini mulai dari rumah,” ujarnya.
Festival Generasi Pancasila merupakan acara puncak yang dikampanyekan Puspeka melalui serangkaian kegiatan mulai 8-26 Juni seperti kreasi mural yang yang diselenggarakan di tujuh kota di Indonesia, kreasi mewarnai, serta aktivasi unggahan story di Instagram.
Festival yang mengusung tema “Pelajar Pancasila Bangga Punya Pancasila” ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila, Hari Keluarga Nasional, dan Hari Anak Nasional 2022.
Selain Kelas Generasi Dongeng, pada Selasa terdapat pula Kelas Generasi Kreatif bersama Pendiri Organisasi NTT Muda Stelanau yang mengangkat topik cerdas bermedia sosial di era digital. Kelas ini diikuti oleh peserta didik jenjang SMP.
Ada pula Kelas Generasi Mandiri bersama Pendiri Media Kesehatan Mental dan @kegelisahart, I Made Pandhu, dengan topik menjaga kesehatan mental memasuki usia dewasa yang diikuti oleh peserta didik jenjang SMA/SMK atau sederajat.
Sumber : antaranews.com
Editor : Redaksi
Discussion about this post