DM,Jatim – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polda Jawa Timur mengawasi peredaran hewan ternak menyusul munculnya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan. Saat ini, ada ribuan hewan ternak di Jatim yang dilaporkan terjangkit virus tersebut.
“Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Asosiasi Obat Indonesia, untuk masalah PMK kami siap membantu dan sudah disediakan personel,” kata Dirreskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Farman sekaligus Kasatgas Pangan Polda Jatim, Selasa (10/5/2022) seperti dilansir dari cnnindonesia.com.
Farman mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Bea Cukai, Balai Karantina, dan Pusat Veterania Farma.
Menurut Farman, berdasarkan keterangan ahli, tingkat kematian akibat PMK rendah. Hewan yang terinfeksi virus penyebab PMK bisa sembuh dengan masa inkubasi dan penyembuhan selama 14 hari.
“Apabila sudah sembuh tidak ada masalah untuk dipotong, karena virus dalam PH tertentu tidak aktif dan akan mati pada suhu 60 derajat celcius,” ucapnya.
Ia mengatakan Satgas Pangan telah mengeluarkan telegram kepada seluruh Kapolres di Jatim terkait penanganan wabah PMK.
Lewat telegram itu, Farman di antaranya meminta Kapolres memastikan ketersediaan obat-obatan, pembatasan lalu lintas hewan ternak dari dan menuju daerah wabah, dan melakukan vaksinasi pada hewan yang sehat.
“Selanjutnya satgas Pangan Polda Jatim akan terus berkoordinasi dengan Pemprov jatim bersama stake holder terkait dalam penanganan lebih lanjut,” ujar dia.
Wabah PMK diketahui pertama kali dilaporkan di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Kemudian, ditemukan pula di Lamongan, Mojokerto, dan Sidoarjo.
Setidaknya tercatat ada sebanyak 1.247 ekor hewan ternak yang terjangkit PMK. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menduga virus penyebab PMK pada ribuan hewan ternak di Jatim berasal dari hewan impor ilegal.
Indonesia sendiri sudah bebas PMK sejak 1986 dan mendapatkan pengakuan internasional pada 1990.
Tanda hewan terkena penyakit tersebut berupa demam tinggi 39-41 derajat celcius, keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa.
Kemudian terdapat luka-luka seperti sariawan pada rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, kaki pincang, luka pada kaki dan diakhiri kuku lepas, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis dan menjadi kurus.
Sumber : cnnindonesia.com
Editor : Redaksi
Discussion about this post