DM – Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastrohepatologi, Hanifah Oswari, mengungkapkan virus-virus yang diduga menjadi penyebab munculnya penyakit hepatitis akut. Meski begitu, dia mengingatkan, etiologi virus ini masih belum diketahui konkretnya, sehingga masih menjadi misteri.
“Sampai saat ini meskipun belum diketahui penyebabnya, tapi ada beberapa virus yang berperan,” kata dia saat konferensi pers secara daring di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis, 5 Mei 2022 dilansir dari tempo.co.
Hanifah mengatakan, ada dua virus yang diduga berada di balik penyakit yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Kejadian Luar Biasa ini, yaitu Adenovirus tipe 41, SARS-CoV-2 atau Covid-19, Cytomegalovirus atau CMV, serta Virus Epstein-Barr atau EBV.
Hanifah melanjutkan, penyebaran penyakit hepatitis akut yang masih misterius dan menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun ini bisa dicegah. Di antaranya dengan menutup jalan masuk virus ini yang melalui saluran cerna dan pernafasan.
“Nah, kebanyakan dari virus-virus yang diduga ini penularannya melalui saluran cerna dan saluran nafas, karena itu pencegahan yang bisa kita lakukan menjaga jangan sampai anak-anak kita terinfeksi melaui jalan masuknya,” ucap Hanifah.
Pencegahan dari saluran nafas, kata dia, bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang selama ini digunakan untuk mencegah penularan Covid-19, misalnya menggunakan masker, menjaga jarak, serta tidak bersentuhan dengan orang lain.
Adapaun pencegahan dari saluran cerna, menurut Hanifah, bisa dilakukan dengan mencuci tangan sebelum makan dan minum, memastikan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi matang, serta tidak menggunakan alat-alat bersama dengan orang-orang lain.
“Serta menghindari kontak anak-anak kita dengan orang yang sakit. Kita bisa menggunakan protokol kesehatan yang umumnya sudah kita kenal untuk pencegahan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan lain-lain,” katanya.
Di sisi lain, Hanifah juga membantah hepatitis akut ini dipicu vaksin Covid-19. Sebab, dia berpendapat, belum ada bukti yang menunjukkan langsung adanya hubungan vaksin Covid-19 memicu hepatitis akut. Covid-19 belum terbukti langsung menjadi penyebab virus ini.
“Mungkin itu kejadian yang bersamaan, tapi bukan sebagai penyebab langsungnya. Karena itu menghubungkan virus Covid-19 sendiri dengan penyakitnya sendiri belum bisa ditentukan, apalagi dengan vaksin Covid-nya. Karena itu berita itu perlu diluruskan,” ujar Hanifah.
Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Badan Kesehatan Dunia menyatakan Kejadian Luar Biasa pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.
Kewaspadaan tersebut meningkat setelah tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut, meninggal dunia dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
Sumber : tempo.co
Editor : Redaksi
Discussion about this post