DM – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyetop sementara telur coklat Kinder. Keputusan ini diambil sebagai upaya pencegahaan dugaan penyebaran bakteri Salmonella.
Beberapa produk Kinder yang terdaftar di Indonesia yakni Kinder Joy, Kinder Joy for Boys dan Kinder Joy for Girls.
“BPOM akan menghentikan peredaran produk merek Kinder untuk sementara waktu, sampai dipastikan produk tersebut tidak mengandung cemaran bakteri Salmonella,” kata BPOM dalam keterangan resmi pada Senin (11/4/2022) dilansir dari detik.com.
Seseorang yang terinfeksi bakteri Salmonella akan merasakan dampak buruk bagi kesehatannya. Lantas, bahaya seperti apa yang muncul jika terinfeksi bakteri Salmonella?
Gejala Terinfeksi Bakteri Salmonella
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bakteri Salmonella merupakan 1 dari 4 penyebab utama penyakit diare di dunia. Penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella disebut Salmonellosis yang umumnya terinfeksi melalui air atau makanan terkontaminasi.
Jika seseorang terinfeksi, biasanya akan merasakan beberapa gejala berikut:
- Kram di perut
- Feses berdarah
- Diare
- Menggigil dan kedinginan
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit perut
- Muntah
Gejala cenderung muncul 8 hingga 72 jam setelah terinfeksi. Sebagian besar gejala hanya bertahan kurang lebih seminggu, tetapi ada sebagian orang memerlukan beberapa bulan untuk feses kembali normal.
Faktor Risiko Infeksi Salmonella
Setelah mengetahui beberapa gejala saat terinfeksi Salmonella, ternyata da beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko infeksi Salmonella. Berikut di antaranya dikutip dari Mayo Clinic:
1. Gangguan pada pencernaan dan usus
Tubuh memiliki banyak pertahanan untuk melawan infeksi Salmonella, seperti asam lambung dapat membunuh jenis bakteri tersebut.
Namun beberapa kondisi medis dan asupan obat, ternyata bisa merusak pertahanan alami yang disediakan tubuh. Misalnya seperti penyakit radang usus, membuat bakteri Salmonella lebih mudah bertahan dan berkembang.
Kemudian penggunaan obat jenis antasida yang menurunkan keasaman perut dan antibiotik juga dapat mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi Salmonella.
2. Masalah kekebalan tubuh
Beberapa kondisi medis yang berkaitan dengan kekebalan tubuh dan beberapa jenis obat ternyata bisa merusak kemampuan tubuh melawan infeksi Salmonella.
Beberapa kondisi medis seperti :
- AIDS
- Anemia sel sabit
- Malaria
Beberapa jenis obat antara lain :
- Obat anti-rejection, diminum setelah transplantasi organ
- Kortikosteroid
Komplikasi Infeksi Salmonella
Bagi sebagian orang, saat terinfeksi Salmonella tidak mengancam jiwa. Namun pada kelompok tertentu seperti bayi dan anak kecil, lansia, penerima transplantasi, wanita hamil, dan orang dengan sistem kekebalan lemah, perkembangan infeksi Salmonella bisa berbahaya.
Berikut beberapa komplikasi yang berpotensi muncul:
1. Dehidrasi parah
Kurangnya asupan cairan akibat mengalami diare, bisa membuat seseorang mengalami dehidrasi parah. Berikut beberapa tanda yang harus menjadi perhatian:
- Jumlah urine yang keluar berkurang
- Mulut dan lidah kering
- Mata cekung
- Berkurangnya produksi air mata
2. Bakteremia
Bakteremia merupakan kondisi saat bakteri Salmonella sudah memasuki aliran darah. Dalam kondisi tersebut, bakteri dapat menginfeksi jaringan di seluruh tubuh dan memicu beberapa penyakit berikut:
- Meningitis
- Endokarditis
- Osteomielitis
- Infeksi pada lapisan pembuluh darah
3. Artritis reaktif
Infeksi Salmonella memungkinkan seseorang berisiko tinggi terkena artritis reaktif atau yang dikenal dengan sindrom Reiter. Merupakan nyeri sendi disertai pembengkakan yang dipicu oleh infeksi.
Kondisi tersebut dapat memicu beberapa gejala, seperti:
- Iritasi mata
- Rasa sakit saat buang air kecil
- Nyeri sendiri
Sumber : detik.com
Editor : Redaksi
Discussion about this post