DM – BNPT melalui Deputi Bidang Kerjasama Internasional bersama dengan Delegasi Philipina menyelenggarakan _The 4th Joint Working Group (JWG) on Combating International Terrorism Philippines-Indonesia_ secara hybrid, Kamis (24/3).
JWG tersebut dilaksanakan sebagai tindak lanjut perkembangan yang terjadi sejak pelaksanaan JWG ke-3 pada September 2019.
JWG merupakan pertemuan rutin tahunan yang disepakati oleh kedua negara dalam rangka memperkuat kerjasama penanggulangan terorisme melalui saling berbagi informasi intelijen terkait perkembangan penanganan terorisme pada tingkat bilateral, regional dan internasional. Pertemuan ini dibuka oleh Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, dengan opening remarks Deputi Bidang Kerjasama Internasional, Andhika Chrisnayudhanto dan Kepala Delegasi Filipina, Wakil Direktur Jenderal Kontra-Terorisme, Damian L. Carlos.
Membuka sambutannya, Kepala BNPT, Boy Rafli Amar, menekankan agar kita tidak lengah dengan kelompok teroris pada masa situasi pandemi seperti saat ini.
“Situasi pandemi mendorong negara-negara untuk memperkuat perbatasan sehingga serangan dan operasi teroris berkurang di sebagian besar wilayah di dunia. Namun, bukan berarti ancaman kelompok teroris terhenti. Pada masa pandemi, kelompok teroris menyebarkan propaganda, perekrutan, dan penggalangan dana melalui ruang cyber dan memiliki target audiens yang online” ucap Boy.
Dalam kesempatan tersebut juga, Boy Rafli menuturkan bahwa BNPT telah memberikan yang terbaik upaya pencegahan ancaman terorisme.
“BNPT mensosialisasikan narasi Kontra-Radikalisasi melalui website, buku, majalah, dan poster. Kami juga membangun BNPT Chanel TV untuk melawan radikalisasi, merilis I-KHub dalam rangka meningkatkan kerjasama dan koordinasi antar pemerintah, mitra internasional, dan OMS, serta meluncurkan Kawasan Terpadu Nusantara (KTN) dalam mendukung program deradikalisasi” imbuhnya.
Dalam _opening remarks_ nya, Andhika menyampaikan tujuan pertemuan serta memperkenalkan delegasi Indonesia. “Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama penanggulangan terorisme melalui saling berbagi informasi intelijen terkait perkembangan penanganan terorisme dan keterlibatan negara dalam memutus jaringan terorisme dunia pada tingkat bilateral, regional dan internasional” tutur Andhika.
Pertemuan dengan durasi selama empat jam tersebut terdiri dari tujuh sesi diskusi, diantaranya: penyampaian kedua delegasi mengenai pertukaran pandangan mengenai penilaian ancaman pada lingkup global, regional dan domestik, _Updates on Intelligence and Information Sharing Mechanisms Between Security and Intelligence Agencies Filipina_ dan Indonesia, upaya kedua negara dalam melaksanakan dan memantau kontrol perbatasan, upaya masing-masing Negara dalam pencegahan dan penanggulangan terorisme di dunia siber, _Best Practices, Good Practices, Lesson Learned in CVE_ dari masing masing negara, upaya memperkuat kerja sama _Police to Police_ antara Indonesia dan Filipina, kerjasama penguatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas.
Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Utama, Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan, Direktur Kerjasama Bilateral, Direktur Kerjasama Regional Multilateral, Direktur Perlindungan, perwakilan KBRI Manila serta sejumlah pejabat unit teknis dari Kemenkopolhukam, BIN, PPATK,Kejagung, Bakamla, Kemenkumham dan BSSN serta sejumlah delegasi Filipina yang terdiri dari pejabat unit teknis terkait seperti NICA, AMLC, BI, DOG, dan ATCPMC.
Sumber : bnpt.go.id
Editor : Redaksi
Discussion about this post