DM – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kepulauan Riau, Dewi Kumalasari Ansar menyambut baik rencana Kepala Perwakilan BKKBN Kepri Mediheryanto untuk bekerjasama antara PKK dan BKKBN Kepri dalam penuntasan stunting di Kepulauan Riau.
Kerjasama ini diyakini akan membuat angka stunting di Kepulauan Riau semakin menunjukkan penurunan.
“PKK dan BKKBN kita merupakan satu kesatuan, kami dari PKK merupakan mitra pemerintah tentunya siap bersedia memberikan kontribusi kami,” ucap Dewi saat menerima perwakilan BKKBN Kepri di Kantor PKK Kepulauan Riau, Tanjungpinang, Selasa (8/6).
Pada kesempatan itu Mediheryanto mengatakan bahwa pada rapat kabinet terbatas Presiden Jokowi telah menunjuk BKKBN sebagai ketua tim penanganan stunting secara nasional.
“Itu baru secara lisan, untuk saat ini kita masih menunggu Perpres masalah penanganan secara nasional,” ucap Mediheryanto.
Meskipun begitu dirinya menegaskan bahwa BKKBN Kepri sudah bergerak dalam penanganan stunting di Kepri. Terdapat empat kabupaten/kota yang sudah ditunjuk untuk sasaran pencegahan stunting, yaitu Natuna, Lingga, Karimun, dan Batam.
“Namun arah kebijakannya kedepan tidak hanya terfokus di empat kabupaten itu saja, tapi akan menyeluruh ke semua daerah Kepulauan Riau,” jelasnya.
Mediheryanto kemudian menjelaskan bahwa arah untuk implementasi penekanan angka stunting di Kepri akan dilakukan dengan sistem pendampingan terhadap tiga sasaran, yang pertama adalah ibu hamil, kedua bayi yang sudah dinyatakan stunting, dan tiga adalah calon pengantin.
Pendampingan ini harus dilakukan mulai dari tingkat terbawah yaitu desa dan kelurahan. Untuk itulah kemudian BKKBN menggandeng PKK yang mempunyai kader sampai tingkat terbawah untuk melakukan pendampingan dan edukasi mengenai pencegahan stunting.
Sementara itu, Dewi Kumalasari menceritakan pengalamannya saat menjadi Ketua TP PKK Kabupaten Bintan dulu bagaimana PKK Bintan melakukan pendampingan terhadap ibu-ibu hamil dengan melakukan penempelan stiker khusus di depan rumah yang terdapat ibu hamil.
“Disitu kita pantau apakah dia resti atau normal, disitu kita libatkan kader kita sampai dengan dasawisma untuk kita lihat mulai dari perkembangan ibu hamil, pasca hamil dan seterusnya,” tutur Dewi.
Dewi juga menuturkan bahwa jika kemarin TP PKK Kepri sudah meluncurkan Gerakan Perduli Penekanan Penyebaran Covid-19 (GP3C19), ia berencana meluncurkan Gerakan pencanangan serupa yang berfokus pada pencegahan stunting.
Adapun kerjasama yang dilakukan antara PKK Kepri dan BKKBN Kepri akan dimulai dari perayaan Hari Keluarga Nasional pada tanggal 29 Juni 2021. Pada hari itu akan dilakukan program pelayanan KB pada sejuta akseptor. Pelayanan KB yang selama ini dilakukan di pusat kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit diharapkan dengan kerjasama yang dilakukan dengan PKK akan dapat menggunakan Posyandu sebagai tempat pelayanan KB.
“Kerjasama antara PKK dan BKKBN tidak hanya akan berhenti pada Hari Keluarga Nasional saja, tetapi itu hanya momentum dan akan terus berlanjut sampai dengan selanjutnya untuk banyak program yang lain”, kata Dewi.(*)
Discussion about this post