DM – Gubernur H. Ansar Ahmad meminta rencana pembangunan Gedung Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepulauan Riau agar didesain sebaik mungkin. Agar sejalan dengan rencana revitalisasi objek-objek di Kota Tanjungpinang. Karena selain digunakan untuk Gedung LAM, harus bernuansa pariwisata dan budaya.
“Untuk pembangunan gedung LAM Kepri, saya berpikir sama dengan Dato’ Wira Utama Abdul Razak. Saat pengunjung masuk dari wilayah laut, selain kubah Masjid Raya Nur Ilahi, dan Masjid Raya Penyengat, juga harusnya Gedung LAM dapat langsung terlihat, maka dengan ini saya setuju untuk dibangun di Anjung Cahaya,” kata Gubernur Ansar saat menghadiri pertemuan dan silaturahmi dengan Ketua dan Pengurus LAM Provinsi Kepri di Kantor LAM Provinsi Kepri, Tepi Laut Tanjungpinang, Jumat (16/4).
Kemudian Gubernur Ansar menyampaikan bahwa DED pembangunan Gedung LAM Provinsi Kepri ini memang belum ada, tetapi akan diusulkan pada APBD perubahan, dan akan mengejar pembangunannya di tahun 2022. Pada kesempatan yang sama Gubernur Ansar memaparkan program-program kerja yang tengah digesanya.
“Saya sudah meninjau beberapa objek di pusat kota Tanjungpinang. Mesti kita dorong bagaimana orang semakin tertarik datang ke sini. Mengenai keterbatasan anggaran, maka akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari Pulau Penyengat, Gereja Ayam, jalan dari bandara dan jalan di depan Morning Bakery,” kata Gubernur Ansar.
Mengenai Tugu Bahasa di Pulau Penyengat, Gubernur Ansar menyampaikan butuh setidaknya anggaran sebesar Rp120 miliar untuk meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada di Pulau Penyengat sebagai pendukung.
“Kita tidak akan mengubah bentuk asli peninggalan-peninggalan yang ada, tetapi meningkatkan fasilitasnya, seperti alat angkut, lampu-lampu, termasuk juga pelabuhan Penyengat. Untuk pembangunan Tugu Bahasa itu sendiri, saya akan mendekati Pemerintah Pusat melalui Menko Polhukam kemudian dimasukkan ke Kementerian PUPR” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut Gubernur Ansar juga memaparkan progres proyek strategis di Kepulauan Riau seperti pembangunan Jembatan Batam Bintan dan upaya pembukaan kembali objek wisata secara travel bubble di Bintan Resort dan Nongsa Point.
“Sekarang kita sedang melakukan finalisasi rencana pembangunan jembatan Batam Bintan. Pemprov mempersiapkan anggaran untuk upaya pembebasan lahan. Mengenai pembukaan travel bubble di Bintan dan Batam, kita sedang menunggu kerja sama Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Singapura,” papar Gubernur Ansar.
Terakhir, Gubernur Ansar minta sudah saatnya Pemprov melahirkan Perda terkait kewajiban desain bangunan. Bangunan-bangunan baru harus mengandung ornamen nuansa Melayu.
“Nanti ruko-ruko kita wajibkan semuanya menggunakan ornamen Melayu. Agar bangunan-bangunan di Kepri bernuansa Melayu. Terutama bangunan-bangunan baru jika IMB terbit, pembangun harus setuju menggunakannya,” tutup Gubernur Ansar.
Ketua LAM Kepri, H. Abdul Razak menyampaikan rasa terima kasihnya karena dikunjungi Gubernur Ansar untuk pertama kalinya setelah dilantik.
“Ini merupakan pertemuan bukan hanya sekedar silaturahmi, tapi sangat besar artinya bagi LAM Kepri. LAM Kepri bertekad akan mendukung kebijakan- kebijakan yang akan digariskan dan ditetapkan Gubernur Ansar. Dengan masa jabatan Gubernur, mari kita menyatukan kata untuk tahun-tahun yang akan datang,” tegasnya.
Pada kesempatan itu H. Abdul Razak memaparkan jumlah kepengurusan LAM Kepri yaitu sebanyak 65 orang yang terbagi atas 16 bidang, juga program-program yang sudah dijalankan bidang-bidangnya.
Turut menghadiri silaturahmi ini Sekretaris Daerah H. T.S. Arif Fadilah, Asisten 1 Juramadi Esram, Staf Khusus Suyono, Staf Ahli Bidang Kesra Mahadi Rahman, Kadis PUPR Abu Bakar, Ka.Kesbang Lamidi, Karo Kesra Aiyub dan Karo Umum Martin Maromon. (Hum/Red).
Discussion about this post