DM – Meskipun hanya sebuah wacana, terkait akan dijadikannya sekolah sebagai tempat isolasi pasien Covid-19, Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tanjungpinang, Novaliandri Fathir dengan tegas menolak wacana tersebut.
Novaliandri Fathir, mengatakan dirinya tidak mau ada klaster Covid-19 yang baru untuk guru-guru di Tanjungpinang.
“Saya sebagai Ketua Komisi I tentu menolak, Kenapa? Karena jangan sampai ada klaster yang terbaru untuk guru-guru,” ujar Fathir, Selasa (10/11/2020) siang.
Fathir menyatakan, meskipun disekolah tidak ada murid yang belajar tatap muka, namun masih ada guru-guru yang aktif dimasing-masing sekolah.
Bahkan dia juga menyarankan Pemko Tanjungpinang untuk memanfaatkan hotel-hotel di Tanjungpinang yang sudah hampir mati suri. Jangan pula, sambung dia sekolah-sekolah yang masih ada penghuninya dijadikan tempat isolasi.
“Saya rasa kalau untuk mengkarantina manfaatkanlah hotel yang mati suri, seperti di Jakarta contohnya hotel mati suri dimanfaatkan, ataupun masih banyak tempat lain,” ungkapnya.
Jika memang sekolah akan dijadikan tempat isolasi. Tentunya, lanjut Fathir akan ada pengadaan tempat tidur. Mengingat, disekolah tidak ada tempat tidur untuk digunakan pasien Covid-19.
“Kalau disekolahkan tidak ada tempat tidur, ya tentunya harus ada pengadaan kembali, ini sama aja bohong. Dengan adanya hotel mati suri ya manfaatin saja,” tukasnya.
Sebelumnya, Pemko Tanjungpinang melalui Dinas Kesehatan mewacanakan beberapa sekolah dan Rumah Dinas (Rumdis) Wakil Walikota Tanjungpinang akan menjadi tempat isolasi bagi pasien Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.
Hal itu guna mengantisipasi, apabila terjadi kepenuhan pada tempat isolasi pasien Covid-19 yang ada di Tanjungpinang.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam membenarkan bahwa Pemko sedang merencanakan beberapa sekolah dan rumah Dinas Wakil Walikota sebagai tempat isolasi mandiri bagi pasien OTG.
“Wacananya beberapa sekolah dan rumah Dinas Wakil Walikota kita jadikan tempat isolasi mandiri bagi OTG,” ujar Rustam, Selasa (3/11/2020) pekan lalu.
Rustam melanjutkan, tempat yang akan dipilih nantinya harus mempertimbangkan kenyamanan bahkan jauh dari pemukiman penduduk.
“Harus jauh dari pemukimam penduduk, tentunya mendukung untuk dijadikan tempat isolasi,” imbuhnya.
Rustam tegaskan, hal tersebut masih dalam pewacanaan. Mengingat, kata dia sampai saat ini kondisi di Asrama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) KM 16 masih memadai dan dapat menampung pasien yang terjangkit Covid-19.
Kadinkes itu menjelaskan, di LPMP KM 16 saat ini memiliki 47 kamar dan dapat menampung sebanyak 90 orang. Kini sambung dia pasien yang ditempatkan di LPMP sebanyak 61 orang.
“Ini masih dalam perencanana kami, karena di LPMP masih bisa menampung 29 orang lagi,” pungkasnya.
Penulis : Mael
Editor : Alam
Discussion about this post