DM – Banyak siswa di Anambas mengeluh dengan sistem belajar Dalam Jaringan (Daring) yang ditentukan oleh Pemerintah Setempat.
Salah satunya Muhammad Fenta, yang merupakan seorang siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Siantan, Kabupaten Anambas.
Fenta menyebut, jika belajar menggunakan Daring, susah dipahami dan banyak kendala. Bahkan sinyal internet ditempat di Desa Desa masih susah.
“Selama Daring, susah dipahami, banyak kendala, kadang-kadang internet juga sulit,” ujarnya di Kabupaten Anambas, Sabtu (5/9/2020).
Fenta mengakui, selama Daring guru disekolah tempat Ia belajar hanya memberikan tugas, tanpa menjelaskan apa yang akan dipelajari.
Hal tersebut juga, membuat orang tua siswa di Anambas mengeluh dengan banyakknya pengeluaran untuk membeli kuota, guna bisa belajar Daring.
“Paling diberikan tugas pakai WA, setelah itu dikumpukan. Itu saja, orang tua juga banyak mengeluh, banyak pengeluaran untuk beli kuota,” sebutnya.
Siswa yang masih duduk dibangku kelas 11 itu juga menuturkan, selama dua bulan, dia mengisi paket Telkomsel 15 GB untuk belajar Daring.
“Rp. 70 ribu, 15 GB itupun tidak sampi sebulan, kalau normal lebih dari sebulan,” ungkapnya.
Dia berharap, Pemerintah dapat bijak dalam menangani hal tersebut. Kata dia, para siswa di Anambas ingin sekolah tatap muka.
“Rindu masuk sekolah, semogalah kita cepat masuk sekolah tatap muka, jangan Daring lagi,” tungkasnya.
Penulis : Mael
Discussion about this post