DM – Aggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rudy Chua menyatakan, Rapid Test (RDT) secara massal untuk masyarakat sangatlah penting.
“Namun, pentingnya RDT itu harus ada anggarannya terlebih dahulu,” ujarnya di Tanjungpinang, Selasa (14/7/2020).
Rudy menyebutkan, RDT massal bagi masyarakat Kepri memerlukan anggaran minimal Rp. 70 Miliar. Namun, Rp. 70 Miliar itu hanya mampu mengadakan alat RDT buatan dalam negeri yang seharga, Rp. 70 ribu per unit.
“Rapid test massal di Kepri itu penting, tapi ada ga uangnya?, minimal Rp. 70 M, diperkirakan untuk sejuta penduduk, itupun alat yang murah atau buatan dalam negeri seharga Rp. 70 ribu,” jelasnya.
Dia berharap yang dapat melakukan rapid test itu para pekerja yang beresiko tinggi dalam penyebaran Covid-19.
“Kita harapkan yang beresiko tinggi, seperti pelabuhan, pasar, bahkan bagi warga yang sering berkontak dengan orang ramai, serta yang punya kontak dekat,” tuturnya.
Bahkan, Rudi menilai RDT tersebut mubazir. Kata dia pemerintah sudah melakukan 24.000 rapid test, dari puluhan ribu RDT yang dilakukan, hanya 700 lebih kasus yang reaktif.
“Artinya kurang lebih baru 2,5 persen saja, apakah itu mubazir? dimasa yang sulit ini, karena tidak ada pilihan lagi, makanya dinilai mubazir,” ungkapnya.
Selain itu, menurut Rudy Chua, pemerintah setempat kurang memberikan sosialisasi dan edukasi terkait penurunan harga alat RDT yang menjadi Rp. 150 ribu. Kata dia, banyak masyarakat yang bertanya berapa harga RDT, bahkan lokasi test dimana.
“Ada beberapa masyarakat yang bertanya sama saya, berarti dalam arti, kurang sosialisasi kepada masyarakat. Lokasi test dimana, harganya berapa, tahan berapa lama, banyak masyarat yang tanya. Itu bukti kurang sosialisasi,” pungkasnya.
Penulis : Mael
Editor : Alam
Discussion about this post