DM-Plt. Gubernur Kepri H. Isdianto berterima kasih dengan dukungan Singapura terhadap Kepri dalam menangani coronavirus yang mulai terdeteksi. Dukungan terhadap Kepri disampaikan dalam surat yang dilampiri dengan langkah-langkah Singapura menangani wabah coronavirus.
“Kepri dan Singapura punya hubungan yang sangat erat. Sejak lama Singapura pun menegaskan bahwa hubungan ekonomi dengan Kepri harus tetap berlanjut. Mulai terdeteksinya terduga corona virus tak akan merusak hubungan ekonomi Kepri dan Singapura,” kata Isdianto, di Graha Kepri, Batam, Selasa (3/3) petang.
Singapura, melalui Konsulat Jendral di Batam mengirim surat kepada Isdianto. Surat tertanggal 3 Maret itu juga dilampiri langkah-langkah Singapura menangani COVID-19 atau corona virus.
Surat bernomor BTM:SC-2899/2020 itu ditandatangani langsung Konjen Mark Low. Mereka menegaskan bahwa negeri Tumasik sangat yakin bisa menangani dan dapat mengatasi situasi apapun.
“Hubungan yang erat antara masyarakat Kepri dan Singapura, derta hubungan ekonomi yang sudah terjalin sangat lama harus tetap berlanjut,” demikian Surat Singapura.
Kepri, kata Isdianto terus melakukan prosedur tetap agar semuanya segera teratasi dan tidak terdampak semakin luas. Dia pun minta masyarakat Kepri untuk tidak panik dan tetap tenang menghadapi mulai ditemukannya terduga virus corona di daerah ini. “Percayakan kepada pemerintah untuk menangani masalah ini setelah ada terduga warga di Batam terdampak coronavirus. Insya Allah semuanya bisa ditangani sebaik mungkin,” kata Isdianto.
Kini tim gabungan langsung bekerja untuk mengatasi masalah ini agar tidak terdampak semakin luas. Selain dari Pemprov Kepri, tim gabungan ini juga terdiri dari Polda Kepri, BIN, TNI, Pemko Batam, BP Batam, Kantor Kesehatan Pelabuhan, BTKL, Imigrasi dan Bea Cukai.
Langkah-langkah yang disampaikan Singapura, kata Isdianto, langsung dipelajarinya. Isdianto pun menyampaikan langsung langkah-langkah itu kepada Kadis Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana. Barangkali ada yang bisa disesuaikan dengan kondisi Kepri dalam menangani coronavirus.
Discussion about this post