Natuna, detak.media – Para petani cengkeh di Kabupaten Natuna menjerit. Pasalnya, cengkeh yang selalu menjadi sumber perekonomian warga setempat selain dari melaut, saat ini harganya terjun bebas, alias murah.
Beberapa tahun sebelumnya, harga cengkeh di Kabupaten Natuna pernah tembus mencapai Rp 130 ribu perkilogram. Namun dari tahun ketahun, harganya mulai menurun perlahan.
Puncaknya pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. Dimana harga cengkeh kering sebelumnya masih berada dikisaran Rp 90-100 ribu, namun saat ini harganya turun drastis, diangka Rp 55-60 ribu.
Sementara untuk cengkeh basah yang sudah dibuang tangkainya, kini harganya hanya sekitar Rp 14-15 ribu. Padahal sebelumnya mencapai Rp 25-30 ribu.
Menyikapi hal tersebut diatas, Daeng Amhar, salah seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna itu, menyayangkan atas menurunnya harga cengkeh.
“Kasian petani, harga cengkeh turun drastis, murah betul sekarang ini,” ujar Amhar baru-baru ini.
Amhar berharap pemerintah Daerah Kabupaten Natuna melalui Dinas terkait, dapat mengambil kebijakan untuk menolong para petani cengkeh.
Selain para petani cengkeh, dampak dari turunnya harga cengkeh juga dirasakan oleh para penawar jasa petik cengkeh di daerah ujung utara NKRI tersebut. Padahal, sebelumnya upah memetik cengkeh bisa mencapai Rp 10 ribu perkilogramnya. Namun saat ini hanya berkisar antara Rp 5-6 ribu perkilogramnya.
“Murah sekarang upah panjat cengkeh, hanya lima ribu. Ada juga yang enam ribu, tapi kebunnya agak jauh,” ujar Sabli, salah seorang penjual jasa petik cengkeh asal Desa Sabang Mawang Barat, Kecamatan Pulau Tiga.
Warga berharap Pemerintah dapat segera mengambil tindakan, supaya harga cengkeh bisa kembali normal seperti sebelumnya.
Laporan : Zaki Husairi
Discussion about this post